hidup adalah 10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita, dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.

Selasa, 27 September 2011

Bahaya Radiasi Handphone

Ketika Anda mengirim/menerima SMS atau menelepon/ditelepon, handphone memancarkan gelombang elektromagnet agar dapat berkomunikasi dengan pemancar operator terdekat. Dalam jumlah yang berlebihan, radiasi ini berbahaya, namun dalam jumlah kecil, radiasi gelombang elektromagnet tidak berbahaya bagi manusia.

FCC (salah satu lembaga pemerintah AS) menetapkan batas maksimal besarnya radiasi yang diperbolehkan untuk handphone atau telepon genggam. Besarnya radiasi handphone ini dinyatakan dalam SAR (Specific absorption rate). SAR adalah nilai maksimum radiasi yang diserap oleh tubuh per satuan berat. FCC menentukan besarnya SAR untuk handphone adalah maksimal sebesar 1.6 W/kg. Negara-negara di Eropa (European Union) menetapkan besarnya SAR maksimal adalah sebesar 2 W/kg. Handphone/ponsel yang berada di atas batas ini tidak boleh diproduksi dan diperdagangkan di negara tersebut.

Anda bisa melihat daftar nilai SAR dari berbagai macam merk HP di situs FCC, klik di sini. Jika nilai SAR tinggi, maka radiasi handphone tersebut tinggi. Sepuluh handphone dengan nilai SAR paling tinggi adalah (namun masih di bawah batas ‘aman’):

1. Motorola V195s (1.6)
2. Motorola Slvr L6 (1.58 )
3. Motorola Slvr L2 (1.54)
4. Motorola W385 (1.54)
5. Motorola Deluxe ic902 (1.53)
6. T-Mobile Shadow (HTC) (1.53)
7. Motorola i335 (1.53)
8. Samsung Sync SGH-C417 (1.51)
9. Motorola V365 (1.51)
10. RIM BlackBerry Curve (AT&T) (1.51)

Sepuluh handphone dengan nilai SAR paling kecil (radiasi kecil) adalah:

1. LG KG800 (0.135)
2. Motorola Razr V3x (0.14)
3. Nokia 9300 (0.21)
4. Nokia N90 (0.22)
5. Samsung SGH-G800 (0.23)
6. Samsung Sync SGH-A707 (0.236)
7. Nokia 7390 (0.26)
8. Samsung SGH-T809 (0.32)
9. Bang & Olufsen Serene (Samsung SGH-E910) (0.33)
10. Motorola Razr2 V8 (0.36)

Sampai saat ini penelitian mengenai radiasi handphone masih terus dilakukan dan kesimpulan mengenai berbahaya atau tidak masih belum final. Setidaknya kita perlu berhati-hati dengan cara (saran ini diambil dari sini):

radiasi ponsel berbahaya jika digunakan terlalu lama sambil tiduran

1. Menggunakan handsfree jika kita akan menelepon dalam waktu lama.
2. Jauhkan handphone dari tubuh Anda.
3. Jangan menelepon di mobil tanpa antena eksternal.

Senin, 26 September 2011

Teknik Budidaya Tanaman Wortel

1.1 TAKSONOMI WORTEL
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Umbelliferales
Famili : Umbelliferae (Apiaceae)
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carrota L.
1.2 KANDUNGAN GIZI PADA WORTEL
Energi 173 kJ (41 kcal)
Karbohidrat 9 g
Gula 5 g
Diet serat 3 g
Lemak 0,2 g
Protein 1 g
Vitamin A 835 mg (93%)
Beta-karoten 8285 mg (77%)
Thiamine ( Vit. B1)0.04 mg (3%)
Rhiboflavin (Vit. B2)0,05 mg (3%)
Niacin (Vit. B3)1.2 mg (8%)
Vitamin B6 0,1 mg (8%)
Folat 19 mg (5%)
Kalsium 33 mg (3%)
Vitamin C 7 mg (12%)
Besi 0,66 mg (5%)
Magnesium 18 mg (5%)
Fosfor 35 mg (5%)
Kalium 240 mg (5%)
Sodium 2,4 mg (0%)

1.3 SYARAT TUMBUH
a) Iklim
Tanaman wortel merupakan sayuran dataran tinggi. Tanaman ini bisa ditanaman sepanjang tahun baik musim kemarau maupun musim hujan. Lingkungan tumbuh yang dibutuhkan yaitu dengan suhu udara yang dingin dan lembab. Untuk pertumbuhan dan produksi umbi dibutuhkan suhu udara optimal antara 15,6-21,10 C. Suhu udara yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan berwarna pucat/kusam. bila suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), maka umbi yang terbentuk menjadi panjang kecil.
b) Media Tanam
Keadaan tanah yang cocok untuk tanaman wortel adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), tata udara dan tata airnya berjalan baik (tidak menggenang). Jenis tanah yang paling baik adalah andosol. Jenis tanah ini pada umumnya terdapat di daerah dataran tinggi (pegunungan). Tanaman ini dapat tumbuh baik pada keasaman tanah (pH) antara 5,5-6,5 dan untuk hasil optimal diperlukan pH 6,0-6,8. Pada tanah yang pH-nya kurang dari 5,0, tanaman wortel akan sulit membentuk umbi.

c) Ketinggian Tempat
Di Indonesia wortel umumnya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian 1.000-1.200 m dpl. Tanaman ini dapat pula ditanam di dataran medium (ketinggian lebih dari 500 m dpl.), tetapi produksi dan kualitas kurang memuaskan.
1.4 TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN WORTEL
a) Persyaratan Benih
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sumber benih yang menjadi bibit harus memenuhi syarat berikut :
-Tanaman tumbuh subur dan kuat.
- Bebas hama dan penyakit/sehat.
- Bentuknya seragam.
- Dari jenis yang berumur pendek.
- Berproduksi tinggi.
b) Penyiapan Benih
Biji (benih) wortel dapat dibeli di toko-toko sarana produksi pertanian terdekat, tetapi dapat pula membenihkan sendiri, terutama atas jenis/varietas wortel lokal dan non hibrida. Tata cara penyiapan benih wortel adalah sebagai berikut:
1. Pilih benih wortel yang baik, yakni berasal dari varietas unggul, murni, dan daya kecambahnya tinggi (lebih dari 90%).
2. Gosok-gosokan benih wortel dengan kedua belah telapak tangan agar diantara benih satu sama lain tidak berlekatan.
3. Rendam benih wortel dalam air dingin selama 12-24 jam atau dalam air hangat suam-suam kuku (600 C) selama 15 menit. Tujuan dari perendaman benih adalah mempercepat proses perkecambahannya.
4. Tiriskan benih wortel dalam suatu wadah, misal tampah hingga menjadi cukup kering. Benih wortel sudah siap ditanam (disebar) di lahan kebun.
c) Penyemaian Benih
Biji wortel di taburkan langsung di tempat penanaman, dapat disebarkan merata di bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan. Jarak barisan paling tidak 15 cm, kemudian kalau sudah tumbuh dapat dilakukan penjarangan sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama lain. Para petani sayuran jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap hektar. Biji wortel akan mulai berkecambah setelah 8-12 hari.
d) Pengolahan Lahan
- Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga strukturnya gembur dengan alat bantu cangkul, bajak/traktor.
- Olah tanah untuk kedua kalinya dengan cangkul dan buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 120-150 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar bedengan 50-60 cm dan panjang tergantung pada keadaan lahan.
- Pembuatan lubang tanam dengan cara tanah diolah sedalam 30-40 cm.
e) Pengapuran
- Lakukan pengapuran bila pH tanah asam di bawah 5 dengan cara menaburkan bahan kapur seperti Calcit, Dolomit atau Zeagro 1 secara merata di permukaan tanah. Dosis kapur yang diberikan berkisar antara 0,75-10,24 ton/ha.
- Campurkan kapur dengan lapisan tanah atas (top soil) sambil dibalikan hingga benar-benar merata. Bila tidak turun hujan, tanah yang telah dikapur sebaiknya disiram (diairi) hingga cukup basah.
f) Penanaman
- Sebarkan (taburkan) benih wortel secara merata dalam alur-alur/garitan-garitan yang tersedia.
- Tutup benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm.
- Buat alur-alur dangkal sejauh 5 cm dari tempat benih arah barisan (memanjang) untuk meletakkan pupuk dasar. Jenis pupuk yang diberikan adalah campuran TSP ± 400 kg (± 200 kg P2 O5/ha) dengan KCl 150 kg (± 75 kg K2O/ha).
- Sebarkan pupuk tersebut secara merata, kemudian tutup dengan tanah tipis.
- Tutup tiap garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang selama 7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran) air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah. Setelah benih wortel tumbuh di permukaan tanah, penutup tadi segera di buka kembali.
g) Pemeliharaan Tanaman
- Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam. Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh tanaman wortel cepat tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi.
-Penyiangan Gulma
Rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan pesaing tanaman wortel dalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara dan lain-lain, sehingga harus disiangi. Waktu penyiangan biasanya saat tanaman wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan penjarangan tanaman dan pemupukan susulan. Cara menyiangi yang baik adalah membersihkan rumput liar dengan alat bantu kored/cangkul.
-Pembubunan
Pendangiran dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan, yaitu pada saat tanaman akan membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat pendangiran ini dilakukan juga pembubunan.
-Pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan adalah urea atau ZA. Dosis pupuk yang sesuai adalah urea 100 kg/ha atau ZA 200 kg/ha. Waktu pemberian pupuk dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan, yakni pada saat tanaman wortel berumur 1 bulan. Cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan secara merata dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke dalam lubang pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian segera ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi hingga cukup basah.
-Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang memadai, sehingga perlu disiram (diairi) secara kontinyu 1-2 kali sehari, terutama pada musim kemarau. Bila tanaman wortel sudah tumbuh besar, maka pengairan dapat dikurangi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah agar tanah tidak kekeringan.
1.5 HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN WORTEL
a) Hama
1. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)
Stadium hama yang merugikan tanaman adalah ulat atau larva. Bagian yang diserang bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman wortel yang masih muda. Cirinya, berwarna coklat sampai hitam, panjangnya antara 4-5 cm dan bersembunyi di dalam tanah. Gejala yang ditimbulkan tanaman layu atau terkulai, terutama pada bagian tanaman yang dirusak hama. Pengendalian secara nonkimiawi dilakukan dengan mengumpulkan ulat pada pagi atau siang hari, dari tempat yang dicurigai bekas serangannya untuk segera dibunuh, serta menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman. Pengendalian kimiawi: dengan menggunakan insektisida Furadan 3G atau Indofuran 3G pada saat tanam atau disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Kutu daun (Aphis sp.)
Ciri-ciri : kutu daun dewasa berwarna hijau sampai hitam, hidup berkelompok di bawah daun atau pada pucuk tanaman. Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan selnya, sehingga menyebabkan daun keriting atau abnormal. Pengendalian: mengatur waktu tanam secara serempak dalam satu hamparan lahan untuk memutus siklus hidupnya.

3. Lalat atau magot (Psila rosae)
Gejala: stadium hama yang sering merusak tanaman wortel adalah larvanya. Larva masuk ke dalam umbi dengan cara menggerek atau melubanginya. Pengendalian: pergiliran tanaman dengan jenis yang tidak sefamili atau disemprot insektisida Decis 2,5 EC dan lain-lain dengan dosis yang dianjurkan.
b) Penyakit
1. Bercak daun Cercospora
Penyebab: cendawan Cercospora carotae (Pass.) Solheim. Gejala: pada daun-daun yang sudah tua timbul bercak-bercak berwarna coklat muda atau putih dengan pinggiran berwarna coklat tua sampai hitam. Pengendalian: (1) disinfeksi benih dengan larutan fungisida yang mengandung tembaga klorida satu permil selama 5 menit; (2) pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak sefamili; (3) pembersihan sisa-sisa tanaman dari sekitar kebun; (4) penyemprotan fungisida yang mangkus dan sangkil seperti Dithane M-45 0,2%.
2. Nematoda bintil akar
Penyebab: mikroorganisme nematoda Sista (Heterodera carotae). Gejala: umbi dan akar tanaman wortel menjadi salah bentuk, berbenjol-benjol abnormal. Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak sefamili, dan penggunaan nematisida seperti Rugby 10 G atau Rhocap 10 G.
3. Busuk alternaria
Penyebab: cendawan Alternaria dauci Kuhn. Gejala: Pada daun terjadi bercak-bercak kecil, berwarna coklat tua sampai hitam yang dikelilingi oleh jaringan berwarna hijau-kuning (klorotik). Pada umbi ada gejala bercak-bercak tidak beraturan bentuknya, kemudian membusuk berwarna hitam sampai hitam kelam. Pengendalian: sama dengan cara yang dilakukan pada Cercospora.


1.6 PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN WORTEL
a) Panen
- Ciri dan Umur Panen
1. Tanaman wortel yang telah berumur ± 3 bulan sejak sebar benih atau tergantung varietasnya. Varietas Ideal dipanen pada umur 100-120 hari setelah tanam (hst). Varietas Caroline 95 hst., Varietas All Season Cross 120 hst., Varietas Royal Cross 110 hst., Kultivar lokal Lembang 100-110 hst.
2. Ukuran umbi telah maksimal dan tidak terlalu tua. Panen yang terlalu tua (terlambat) dapat menyebabkan umbi menjadi keras dan berkatu, sehingga kualitasnya rendah atau tidak laku dipasarkan. Demikian pula panen terlalu awal hanya akan menghasilkan umbi berukuran kecil-kecil, sehingga produksinya menurun (rendah).
- Cara Panen
Cara panen wortel relatif gampang, yaitu dengan mencabut seluruh tanaman bersama umbinya. Tanaman yang baik dan dipelihara secara intensif dapat menghasilkan umbi antara 20-30 ton/hektar.
b) Pasca Panen
- Pengumpulan
Kumpulkan seluruh rumpun (tanaman) wortel yang usai dipanen pada suatu tempat yang strategis, misalnya di pinggir kebun yang teduh, atau di gudang penyimpanan hasil.
- Penyortiran dan Penggolongan
Pilih umbi yang baik sambil memisahkan umbi yang rusak, cacat, atau busuk secara tersendiri. Kemudian klasifikasikan umbi wortel yang baik berdasarkan ukuran dan bentuknya yang seragam.
- Penyimpanan
Simpan hasil panen wortel dalam wadah atau ruangan yang suhunya dingin dan berventilasi baik.
- Pengemasan dan Pengangkutan
Ikat umbi wortel menjadi ikatan-ikatan tertentu sehingga praktis dalam pengangkutan dan penyimpanannya. Potong sebagian tangkai daun untuk disisakan sekitar 15-20 cm. Kemudian angkut hasil wortel ke pasar dengan menggunakan alat angkut yang tersedia di daerah setempat.

1.7 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI
Di Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya terkonsentrasi di Jawa Barat, namun dalam perkembangannya menyebar luas ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan Luar Jawa. Berdasarkan hasil survei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia luas areal panen wortel nasional mencapai 13.398 hektar yang tersebar di 16 propinsi yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya.
Produktivitas wortel di Indonesia masih rendah. Pada tahun 2007 hasil rata-rata nasional baru mencapai 9,43 ton/hektar, kemudian tahun 2008 hanya 8,90 ton/hektar, dan tahun 2009 sekitar 12,89 ton/hektar. Rendahnya hasil rata-rata tersebut antara lain dikarenakan masih terbatasnya varietas wortel unggul dan teknik budidaya yang belum intensif. Disamping itu, paket teknologi budidaya hasil penelitian komoditas wortel relatif masih terbatas.

Teknik Budidaya Tanaman Kacang Tanah

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau legum terpenting kedua setelah kedelai di Indonesia. Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya protein dan lemak.
1.1 TAKSONOMI KACANG TANAH
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L.
1.2 JENIS TANAMAN
Jenis tanaman yang ada di Indonesia ada 2 ( dua ) tipe yaitu :
a) Tipe tegak
Jenis kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring ke atas, buahnya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek dan kemasakan buahnya serempak.
b) Tipe menjalar
Jenis ini tumbuh ke arah samping, batang utama berukuran panjang, buah terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umumnya berumur panjang.
Untuk varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu :
• Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan).
• Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan).
• Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietas-varietas yang ada. Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang lain karena memang berbeda varietas.
1.3 KANDUNGAN DI DALAM KACANG TANAH
Di dalam kacang tanah terdapat karbohidrat sebanyak 18% dengan kadar pati 0,5-5,0% dan kadar sukrosa 4–7%. Vitamin-vitamin yang terdapat adalah riboflavin, thiamin, asam nikotinat, vitamin E dan K. Sebagian besar kandungan mineral terdiri dari kalsium, magnesium, fosfor dan sulfur.
Racun di dalam kacang tanah yang disebut aflatoksin, dihasilkan oleh cendawan Aspergillus flavus. Aflatoksin ini terdiri dari B1, B2, G1, G2. Kode B dan G menunjukkan intensitas fluorecence biru (blue) dan hijau (green) jika disinari dengan sinar ultra violet. Kacang tanah berumur tua, yang digunakan sebagai bibit kadang-kadang mengandung aflatoksin.
1.4 SYARAT TUMBUH
a) Iklim
Di Indonesia, tanaman Kacang Tanah cocok ditanam di dataran rendah yang berketinggian dibawah 500 m diatas permukaan laut. lklim yang dibutuhkan tanaman kacang tanah adalah bersuhu tinggi antara 25°C - 32°C, sedikit lembab ( rH 65 % - 75 % ), curah hujan 800 mm -1300 mm per tahun, tempat terbuka.
b) Tanah
Tanaman kacang tanah membutuhkan tanah yang berstruktur ringan, seperti tanah regosol, andosol, latosol dan alluvial. Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan sawah berpengairan, sawah tadah hujan, lahan kering tadah hujan. Hal yang paling penting diperhatikan dalam pemilihan lahan adalah :
- Tanah cukup subur, gembur serta bertekstur ringan.
- Tanah berdrainase dan beraerasi baik.
- PH antara 6,0 -6,5.

1.4 TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KACANG TANAH
a) Pemilihan Benih
Benih berasal dari tanaman sehat, bebas hama dan penyakit, kualitas bijinya baik dan mempunyai kemurnian tinggi sehingga dapat berkecambah cepat dan merata.
b) Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan alat cangkul, luku atau traktor sedalam 20- 30 cm. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur dan aerasi tanah agar pertumbuhan akar dan pengisapan zat hara oleh tanaman dapat berlangsung dengan baik.
c) Penanaman
Waktu tanam yang paling baik dilahan tegalan ( kering ) adalah pada awal musim hujan ( Oktober - Nopember ). Di lahan sawah penanaman dapat dilakukan pada bulan April -Juni ( Palawija I ) atau bulan Juli -September ( Palawija II ).
Penanaman dilakukan dengan menggunakan tugal sedalam 3 cm dengan 2 butir benih perlubang dan jarak tanam 40 cm x 10 cm. Kemudian lubang tanam ditutup tanah secara tipis.
d) Pemeliharaan Tanaman
• Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, SP36 dan KCI dengan dosis 60-90 kg Urea, 60-90 kg SP36 dan 50 kg KCI. Per hektar. Pemupukan dilakukan dengan memasukkan pupuk kedalam lubang tugal disisi kiri kanan lubang tanam atau disebar merata kedalam larikan.
• Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada benih yang tidak tumbuh. Penyulaman dilakukan dengan membuat lubang tanam baru pada bekas lubang tanam terdahulu. Tujuan dari penyulaman ini adalah untuk mempertahankan populasi.
• Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 40 bari setelah tanam. Pada penyiangan kedua ini jug dilakukan pembumbunan yaitu tanah digemburkan kemudian ditimbun didekat pangkal batang tanaman. Pembumbunan bertujuan memudahkan bakal buah menembus permukaan tanah sehingga pertumbuhannya optimal.
• Pengairan
Tanaman kacang tanah tidak menghendaki air yang menggenang. Fase kritis untuk tanaman Kacang Tanah adalah fase perkecambahan, fase pertumbuhan dan fase pengisian polong. Waktu pengairan yang baik adalah pagi atau sore hari dengan cara dileb hingga tanah cukup basah.
1.5 PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN KACANG TANAH
a) Panen
Penentuan saat panen yang tepat harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan produk kacang tanah. Pedoman umum yang digunakan sebagai kriteria penentuan saat panen kacang tanah adalah :
- Sebagian besar daun menguning dan gugur ( rontok ).
- Tanaman berumur 85 -110 hari tergantung varietasnya.
- Sebagian besar polongnya ( 80 % ) telah tua.
- Kulit polong cukup keras dan berwarna cokelat kehitam-hitaman.
- Kulit biji tipis dan mengkilap.
- Rongga polong telah berisi penuh dengan biji.
Panen dilakukan dengan mencabut batang tanaman secara hati-hati agar polongnya tidak tertinggal dalam tanah.
b) Pasca Panen
Kegiatan pokok pasca panen kacang tanah adalah sebagai berikut :
- Setelah dipanen brangkasan kacang tanah dipotong lebih kurang 10 cm kemudian dibersihkan.
- Pemipilan
Pipil polong kacang tanah dari batangnya dengan tangan.
- Pengeringan
Tebarkan polong kacang tanah di atas anyaman bambu atau tabir sambil dijemur dibawah terik matahari sampai kering (kadar air 9% - 12%).
- Penyimpanan.
1. Penyimpanan dalam bentuk polong kering
Masukkan polong kering kedalam karung goni atau kaleng tertutup rapat, lalu simpan digudang penyimpanan yang tempatnya kering.
2. Penyimpanan dalam bentuk biji kering
Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat pengupas kacang tanah. Jemur biji kacang tanah hingga berkadar air 9% lalu masukkan ke dalam wadah tertutup untuk disimpan atau dijual.


1.6 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA TANAMAN KACANG TANAH
Kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia. Kebutuhan akan kacang tanah sebagai salah satu produk pertanian tanaman pangan setahun, diduga masih perlu ditingkatkan sejalan dengan kenaikan pendapatan dan atau jumlah penduduk. Indonesia masih mengimpor kacang tanah dari berbagai negara tetangga. Produksi kacang tanah nasional terus menurun karena areal lahan kacang tanah untuk ditanami semakin berkurang.
Selama bertahun-tahun produksi kacang tanah Indonesia terus turun, khususnya untuk kebutuhan industri. Produksi kacang tanah nasional pada tahun 2006 masih mencapai 836.000 ton, kemudian pada tahun 2007 turun menjadi 790.000 ton, tahun 2008 kembali turun menjadi 770.000 ton dan tahun pada 2009 masih terus turun menjadi 793.000 ton. Karena produksi yang terus turun itu Indonesia cenderung terus mengimpor kacang tanah. Impor kacang tanah non kulit paling banyak adalah dari Vietnam sekitar 58 %, dari China 28 % , sisanya dari Thailand, India dan Australia.
Tabel : Potensi Kacang Tanah di Jawa Timur
Produksi 2010 ( ton ) 214.131
Produksi 2009 ( ton ) 216.474
Produksi 2008 ( ton ) 202.345
Produksi 2007 ( ton ) 218.910
(Sumber : Buku Saku 2011)
BPPD Provinsi Jawa Timur (diupdate 14-06-2011)

Teknik Budidaya Tanaman Kedelai

1.1 TAKSONOMI KEDELAI
Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Papilionaceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merill

1.2 SYARAT TUMBUH
a) Tanah
Tanaman kedelai sebenarnya dapat tumbuh di semua jenis tanah namun demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal, kedelai harus ditanam pada jenis tanah berstruktur lempung berpasir atau liat berpasir. Hal ini dikarenakan kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air tetap tersedia.
Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup.
Keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik.
b) Ketinggian Tempat (Topografi)
Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul. Ketinggian Tempat juga berpengaruh, varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.

c) Iklim
• Panjang hari
Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan panjang hari atau lama penyinaran sinar matahari karena kedelai termasuk tanaman “hari pendek”. Artinya, tanaman kedelai tidak akan berbunga bila panjang hari melebihi batas kritis, yaitu 15 jam perhari. Oleh karena itu, bila varietas yang berproduksi tinggi dari daerah subtropik dengan panjang hari 14 – 16 jam ditanam di daerah tropik dengan rata-rata panjang hari 12 jam maka varietas tersebut akan mengalami penurunan produksi karena masa bunganya menjadi pendek, yaitu dari umur 50 -60 hari menjadi 35 – 40 hari setelah tanam. Selain itu, batang tanaman pun menjadi lebih pendek dengan ukuran buku subur juga lebih pendek. Perbedaan di atas tidak hanya terjadi pada pertanaman kedelai yang ditanam di daerah tropik dan subtropik, tetapi juga terjadi pada tanaman kedelai yang ditanam di dataran rendah (<20 m dpl) dan dataran tinggi (>1000 m dpl). Umur berbunga pada tanaman kedelai yang ditanam di daerah dataran tinggi mundur sekitar 2-3 hari dibandingkan tanaman kedelai yang ditanam di datarn rendah. Kedelai yang ditanam di bawah naungan tanaman tahunan, seperti kelapa, jati, dan mangga, akan mendapatkan sinar matahari yang lebih sedikit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan yang tidak melebihi 30% tidak banyak berpengaruh negatif terhadap penerimaan sinar matahari oleh tanaman kedelai.
• Suhu
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30°C. Bila tumbuh pada suhu tanah yang rendah (<15°C), proses perkecambahan menjadi sangat lambat, bisa mencapai 2 minggu. Hal ini dikarenakan perkecambahan biji tertekan pada kondisi kelembaban tanah tinggi. Sementara pada suhu tinggi (>30°C), banyak biji yang mati akibat respirasi air dari dalam biji yang terlalu cepat. Disamping suhu tanah, suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan tanaman kedelai. Bila suhu lingkungan sekitar 40°C pada masa tanaman berbunga, bunga tersebut akan rontok sehingga jumlah polong dan biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang. Suhu yang terlalu rendah (10°C), seperti pada daerah subtropik, dapat menghambat proses pembungaan dan pembentukan polong kedelai. Suhu lingkungan optimal untuk pembungaan bunga yaitu 24 -25°C.

• Distribusi Curah Hujan
Hal yang terpenting pada aspek distribusi curah hujan yaitu jumlahnya merata sehingga kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi. Jumlah air yang digunakan oleh tanaman kedelai tergantung pada kondisi iklim, sistem pengelolaan tanaman, dan lama periode tumbuh. Namun demikian, pada umumnya kebutuhan air pada tanaman kedelai berkisar 350 – 450 mm selama masa pertumbuhan kedelai. Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap cekaman kekeringan karena dapat bertahan dan berproduksi bila kondisi cekaman kekeringan maksimal 50% dari kapasitas lapang atau kondisi tanah yang optimal. Selama masa stadia pemasakan biji, tanaman kedelai memerlukan kondisi lingkungan yang kering agar diperoleh kualitas biji yang baik.

1.3 TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI
Tanaman kedelai dapat tumbuh di berbagai agroekosistem dengan jenis tanah, kesuburan tanah, iklim, dan pola tanam yang berbeda sehingga kendala satu agroekosistem akan berbeda dengan agroekosistem yang lain. Hal ini akan mengindikasikan adanya spesifikasi cara bertanam kedelai. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a) Pemilihan Benih
Pada penanaman kedelai, biji atau benih ditanam secara langsung, sehingga apabila kemampuan tumbuhnya rendah, jumlah populasi per satuan luas akan berkurang. Oleh karena itu, agar dapat memberikan hasil yang memuaskan, harus dipilih varietas kedelai yang sesuai dengan kebutuhan, mampu beradaptasi dengan kondisi lapang, dan memenuhi standar mutu benih yang baik. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi, benih yang digunakan perlu memenuhi persyaratan berikut:
• Daya kecambah tinggi (di atas 80%)
• Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
• Bersih atau tidak tercampur biji-bijian tanaman lain dan kotoran.
• Bersih, tidak keriput, dan tidak luka/tergores.
• Baru, umur benih tidak lebih dari 6 bulan sejak dipanen.
• Semakin baru benih, semakin baik mutunya.
• Jumlah benih yang diperlukan untuk setiap hektar lahan adalah 40-45 kg

Varietas kedelai yang dianjurkan untuk dibudidayakan di lahan pasang surut antara lain Galunggung, Lokon, Wilis, Dempo, Guntur, dan Kerinci. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan varietas yaitu :
• Umur panen
Varietas yang akan ditanam harus mempunyai umur panen yang cocok dalam pola tanam pada agroekosistem yang ada. Hal ini menjadi penting untuk menghindari terjadinya pergeseran waktu tanam setelah kedelai dipanen.
• Ukuran dan Warna Biji
Ukuran dan warna biji varietas yang ditanam harus sesuai dengan permintaan pasar di daerah sekitar sehingga setelah panen tidak sulit dalam menjual hasilnya.
b) Persiapan Lahan
Pengolahan tanah bagi pertanaman kedelai di lahan kering sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau, sedangkan pada lahan sawah, umumnya dilakukan pada musim kemarau.
• Penanaman Kedelai di Areal Persawahan
Mula-mula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian dikumpulkan, dan dibiarkan mengering. Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3 m - 10 m, yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak penanaman dibuat saluran drainase selebar 25 cm - 30 cm, dengan kedalaman 30 cm. Setelah didiamkan selama 7-10 hari, tanah siap ditanami.
• Penanaman Kedelai di Lahan Kering atau Tegalan
Tanah dicangkul atau dibajak sedalam 15 cm – 20 cm. Di sekeliling lahan dibuat parit selebar 40 cm dengan kedalaman 30 cm. Selanjutnya, dibuat petakan-petakan dengan panjang antara 10 cm – 15 cm, lebar antara 3 cm – 10 cm, dan tinggi 20 cm – 30 cm. Antara petakan yang satu dengan yang lain (kanan dan kiri) dibuat parit selebar dan sedalam 25 cm. Antara petakan satu dengan petakan di belakangnya dibuat parit selebar 30 cm dengan kedalaman 25 cm. Selanjutnya, lahan siap ditanami benih.




• Penanaman Kedelai pada Tanah Asam ( pH <5,0 )
Apabila lahan yang digunakan termasuk tanah asam bersamaan dengan pengolahan tanah dilakukan pengapuran. Dosis pengapuran disesuaikan dengan pH lahan. Lahan sawah supra insus dianjurkan diberi kapur sebanyak 300 kg/ha. Kapur disebarkan merata, kemudian tanah dibalik sedalam 20 cm – 30 cm dan disiram hingga cukup basah.
Sebelum dilakukan kegiatan penanaman, terlebih dulu diberi pupuk dasar. Pupuk yang digunakan berupa TSP sebanyak 75 kg – 200 kg/ha, KCl 50 kg – 100 kg/ha, dan Urea 50 kg/ha. Dosis pupuk dapat pula disesuaikan dengan anjuran petugas Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) setempat. Pupuk disebar secara merata di lahan, atau dimasukkan ke dalam lubang di sisi kanan dan kiri lubang tanam sedalam 5 cm.
c) Penanaman
Cara tanam yang terbaik untuk memperoleh produktivitas tinggi yaitu dengan membuat lubang tanam memakai tugal dengan kedalaman antara 1,5 – 2 cm. Setiap lubang tanam diisi sebanyak 3 sampai 4 biji dan diupayakan 2 biji yang bisa tumbuh. Kebutuhan benih yang optimal dengan daya tumbuh lebih dari 90% yaitu 50 – 60 kg/ha. Penanaman ini dilakukan dengan jarak tanam 40 cm x 10 – 15 cm. Pada lahan subur, jarak dalam barisan dapat diperjarang menjadi 15 – 20 cm. Populasi tanaman yang optimal berkisar 400.000 – 500.000 tanaman per hektar.
d) Pemeliharaan
Untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan, dapat digunakan mulsa berupa jerami kering. Mulsa ditebarkan di antara barisan tempat penanaman benih dengan ketebalan antara 3 cm – 5 cm.
Satu minggu setelah penanaman, dilakukan kegiatan penyulaman. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih kedelai yang mati atau tidak tumbuh. Keterlambatan penyulaman akan mengakibatkan tingkat pertumbuhan tanaman yang jauh berbeda.
Tanaman kedelai sangat memerlukan air saat perkecambahan (0 – 5 hari setelah tanam), stadium awal vegetatif (15 – 20 hari), masa pembungaan dan pembentukan biji (35 – 65 hari). Pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pengairan dilakukan dengan menggenangi saluran drainase selama 15 – 30 menit. Kelebihan air dibuang melalui saluran pembuangan. Jangan sampai terjadi tanah terlalu becek atau bahkan kekeringan.
Pada saat tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam, dilakukan kegiatan penyiangan. Penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemupukan susulan. Penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman kedelai selesai berbunga. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh menggunakan tangan atau kored. Selain itu, dilakukan pula penggemburan tanah. Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman.
Pemberian pupuk susulan dilakukan saat tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam. Pemberian pupuk susulan hanya dilakukan pada tanah yang kurang subur saja. Pupuk yang digunakan berupa Urea sebanyak 50 kg/ha. Pupuk diberikan dalam larikan di antara barisan tanaman kedelai, selanjutnya ditutup dengan tanah.
Untuk meningkatkan hasil produksi kedelai, dapat digunakan pula ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dan PPC (Pupuk Pelengkap Cair). Dosis yang digunakan disesuaikan dengan dosis anjuran.

1.4 PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN KEDELAI
a) Panen
• Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.
Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata.
• Cara Panen
Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat dijemur.
 Pemungutan dengan cara mencabut
Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
 Pemungutan dengan cara memotong
Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintil-bintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan memotong akan lebih cepat.
• Periode Panen
Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar buah yang belum masak benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara bertahap, beberapa kali.
b) Pasca Panen
• Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali. Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %. Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
• Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi. Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan. Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.
• Penyimpanan dan Pengemasan
Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.

1.5 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI
Perkembangan tanaman kedelai selama 10 tahun terakhir menunjukkan penurunan yang cukup besar, lebih dari 50%, baik dalam luasan areal maupun produksinya. Pada tahun 1992, luas areal tanaman kedelai mencapai 1,6 juta ha, sedangkan pada tahun 2003, luas areal hanya 600.000 ha. Total produksi selama periode yang sama menurun dari 1,9 juta ton menjadi 700 ribu ton. Padahal selama dua dekade terakhir ini, trend permintaan kedelai mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Produksi kedelai domestik hanya sekitar 0,71 juta ton sedang total kebutuhan mencapai 2,02 juta ton (tahun 2004), sehingga dipenuhi dengan mengimpor 1,13 juta ton (Damardjati, et al, 2005).
Prospek pengembangan kedelai di Indonesia terutama untuk mengisi pasar domestik masih sangat terbuka luas, mengingat produksi kedelai dalam negeri masih jauh dibawah jumlah permintaan domestik. Pada tahun 1990, produksi domestik mampu mengisi pasar domestik sekitar 83,32 persen, dan sisanya 26,68 persen didatangkan dari impor. Kemampuan produksi dalam negeri untuk mengisi pasar domestik semakin menurun, setelah tahun 2000 lebih dari 50 persen kebutuhan domestik dipenuhi dari impor, dan bahkan pada tahun 2004 sudah mencapai 65 persen. Peluang pasar domestik diperkirkan terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan kedelai dan produk turunannya.

Tabel : Potensi Kedelai di Jawa Timur

Produksi 2010 ( ton ) 339.491
Produksi 2009 ( ton ) 355.260
Produksi 2008 ( ton ) 277.281

Sumber : Buku Saku 2011
BPPD Provinsi Jawa Timur (diupdate 14-06-2011)

Kamis, 14 Juli 2011

Kabar Harry Potter 7 Tak Bisa Masuk ke Indonesia

Kapanlagi.com - Sepertinya Pottermania di Indonesia belum bisa bernafas lega perihal tayangnya bagian pamungkas dari saga Harry Potter di Indonesia. Pasalnya pihak bioskop belum dapat memastikan mengenai tayangnya film HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS part 2 itu di bioskop tanah air.

Saat dihubungi oleh kapanlagi.com melalui ponsel, Jumat (8/7). Pihak Blitz Megaplex belum bisa mengonfirmasi kebenaran berita yang menyatakan bahwa film Harry Potter akan tayang pada tanggal 10 Juli 2011.



"Sampai saat ini kita belum dapat konfirmasi dari pihak distribusi film. Jadi untuk penambahan film-film hollywood yang akan tayang itu belum ada. Karena semua itu urusan distributor film selaku eksekutor," ujar Aldo, perwakilan dari pihak Blitz Megaplex.

Ditanya mengenai apakah film Harry Potter itu bisa masuk ke Indonesia tetapi terlambat, Aldo memiliki jawabannya sendiri.

"Ya, bisa saja ada kemungkinan seperti itu, tapi saya kurang tahu. Nanti kalo saya bilang gak bisa, tapi ternyata bisa, nanti kan pada kecewa. Kuncinya sih sampe saat ini ada di pihak distributor. Saya juga bingung mas, mau ngomong apa," tutup Aldo bingung.

Rabu, 13 Juli 2011

My Agroekoteknologi G

Hei kawan . .
masih ingatkah kalian dengan pengalaman ospek?
wih..wih..wih..
kegiatan yang bener2 bikin pusing, puyeng, stres, kurang tidur, bla bla bla deh.
Tapi setelah disadari akhirnya menyenangkan juga.
Aku lupa tanggal berapa waktu itu.
yah sekitar juli-agustus lah .
Bertemu dalam satu lapangan upacara besar yang kita kenal itu dengan nama "LAPANGAN REKTORAT", (yah karena letaknya yang di depan rektorat ajaa).
Wew, ga bisa dihitung banyaknya..ribuan kali yeee...apalagi dari fakultasku paling banyak sendiri .
sekitar 800-an lebih .
NAh, pagi2 ssebelum jam 6 udah harus kumpul di lapangan rektorat. Pake rok putih panjang, kemeja putih, dengan rambut dikuncir pake pita merah putih ( kayak mau lomba agustusan yee?)
eiits, kagak ada yang boleh bawa kendaraan nih, jadi semua harus jalan kaki, dianter pun cuma sampe gerbang depan aja, kagak boleh masuk.
Sadis yaa? wkwk . .
Belum acaranya mulai udah dibentak2, "woi, cepat dek ! LELET !" , dan lain sebagainya deh.

2 hari menjalani ospek universitas, akhirnya tiba nih acara yang ditunggu2 tapi sebenernya ga ditunggu, wkwk.
Sebutlah itu , OSPEK FAKULTAS.

BBeeeeh, kegiatannya alamak ?!!
dari pagi sampe sore ga bikin capek. Dari yang menyamakan suara "TANI JOYO" dengan suara yang harus lantang dan dengan gerakan jalan di tempat. Yah, mirip2 pasukan paskibra gitu deh..
Terus keliling kampus tercinta Universitas Brawijaya untuk adu yel dengan fakultas laen.
waktu itu yang pernah gw temuin untuk adu yel sih dari FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI, FAKULTAS HUKUM, FAKULTAS PERIKANAN, dan yang paling sangar FAKULTAS TEKNIK.
Gila, cewek2 pada kuat2 semua disana. emang teknik dari dulu terkenal sangar yee??

Dan sore harinya, ada acara "biasa", bentak dari tim yang disebut KOMDIS. Komdis ini tugasnya menertibkan atau mendisiplinkan para maba yang tidak disiplin. Seperti membawa perlengkapan kurang, memakai perhiasan, dll deh.
Untung selama gw diospek 4 hari itu ga pernah deh kena marah komdis.

Akhirnya setelah kita semua para maba diospek, maka sudah resmilah dianggap sebagai mahasiswa fakultas pertanian UB. Dan berkumpullah kita bersama dalam sebuah cerita kelas G agro'10.
Kelas yang sangat kompak, gokil, dan ngangenin.
Sayang, di semester 2 ini, para gokilers tidak lagi berkumpul karena beda kelas pada waktu KRSan.
Walaupun begitu, I'm very proud of you, G !

Sabtu, 02 Juli 2011

Sedikit Ulasan tentang FIlm "Dibawah Lindungan Ka'bah"

Film Di Bawah Lindungan Ka'bah merupakan film terbaru yang merupakan film yang diadaptasi dari novel karya sastrawan sekaligus tokoh agama yakni Buya Hamka ini akan segera diproduksi setelah tertunda hampir dua tahun. Film Di Bawah Lindungan Ka'bah rencananya akan di putar pada lebaran 2011 yang di produksi MD Pictures.

Film Di Bawah Lindungan Ka'bah bercerita tentang kisah cinta dua anak manusia yang tidak bisa bersatu karena perbedaan status sosial. Berpadu dengan budaya daerah Minang yang sangat kental dan berjalan dalam koridor agama. Film Di Bawah Lindungan Ka'bah ini di bintangi Didi Petet, Leroy Osmani, Yenny Rahman, dan Widyawati. Mereka akan beradu akting dengan sederet bintang muda seperti Herjunot Ali, Laudya Cynthia Bella, Niken Anjani, Tara Budiman dan Agung Putra Perwira.

Buat temen-temen yang penasaran banget sama nih film, tungguin aja yaa penayangannya. Aku juga penasaran kok :) Kayaknya nih fim bakal meledak banget.